Unisba Laksanakan PKM di Desa Karamatwangi, Cisurupan Garut

342

advertising

LOGIKANEWS.COM – Dalam upaya melaksanakan amanah kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Empat dosen dari Universitas Islam Bandung (Unisba) menginjakan kakinya ke Masjid Attohariyah di Jalan Cagak, RT 08 RW 04 Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Selasa (23/02/2021).

PKM kali ini dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan ekonomi jamaah masjid berbasis program Mesra. Ke empat dosen ini disambut antusias Kepala Desa Karamatwangi, jemaah masjid Attohariyah serta tokoh masyarakat setempat.

Ke empat dosen tersebut merupakan dosen Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung diantaranya Dosen Program Study Managemen Pasca Sarjana Unisba, Prof. Dr. Muhardi, S.E, M.Si dan Dr Handri, S.E, MM. Sementara 2 dosen lainnya dari Bidang Program Studi Magister Ekonomi Syariah yakni Dr. Ir. Deden Gandana Madjakusumah, SE, M.Si dan Dr. Nandang Ihwanudin. ME, Sy. S.Ag.

KALENDER: Dosen Program Study Managemen Pasca Sarjana Unisba, Prof. Dr. Muhardi, S.E, M.Si memberikan kalender kepada tokoh masyarakat sekaligus jamaah Masjid Attohariyah, Desa Karamatwangi, Desa Cisurupan, Kabupaten Garut. (Ft: Asep Ahmad)

Usai pelaksanaan PKM, Prof. Dr Muhardi, S.E. M.Si kepada Majalah Logika mengatakan, melalui kegiatan itu diharapkan masyarakat mengenal dan memahami, juga mampu mengimplementasikan keilmuan yang disampaikan.

Selanjutnya, pihak Unisba menargetkan, setelah menyampaikan program tersebut, masyarakat bisa meraih program Mesra yang memang sudah dicanangkan oleh Pemerintah Daerah, khususnya Jawa Barat. “Tujuan utama PKM Unisba kali ini adalah sebagai upaya memberdayakan ekonomi jamaah masjid,”katanya.

Prof Muhardi mengatakan, melalui penyuluhan tersebut diberikan ilmu dan bekal pengetahuan masyarakat pengelola jamah masjid untuk memahami keberadaan program Mesra. Sehingga nanti masjid melalui kepengurusannya memberdayakan ekonomi jamaah.

TANDAMATA: Bidang Program Studi Magister Ekonomi Syariah yakni Dr. Ir. Deden Gandana Madjakusumah, SE, M.Si memberikan tandamata berupa kalender kepada Kades Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Rana Kurnia. (Ft: Asep Ahmad)

“Syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh program Mesra ini dengan adanya kepengurusan masjid. Diantaranya, masyarakat terkelompok dalam jamaah masjid. Karena peninjauannya tidak perorangan, melainkan dalam kelompok jamaah masjid,” ujarnya.

Jamaah, sambung Prof Muhardi, dalam arti masyarakat bisa memberdayakan perekonomiannya melalui wadah organisasi masjid. Dalam hal ini, bukan hidak hanya masjid Attohariyah saja, tetapi masijd lainpun bisa mengikuti program ini, dengan catatan sudah memiliki kepengurusannya.

“Kita harus memanfaatkan program ini untuk memperoleh dana Mesra, yang memang dana itu kita bisa gunakan hal yang produktif. Sehingga, ekonomi kita lebih berdaya,” tandas prof Muhardi.

Prof Muhardi menjelaskan, karena adanya wabah pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) maka, pada tahun 2021 sosialisasi pemberdadayaan jamaah masjid baru dilaksanakan di masjid Attohariyah, Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan Garut.

“Karena terkendala corona, maka kegiatan ini merupakan yang perdana. Selanjutnya kami akan melaksanakan hal serupa di daerah lain, khususnya di Jawa Barat,” ucapnya.

Menurut Prof Muhardi, program Mesra merupakan program Ridwan Kamil yang dicetuskan sejak masih memimpin Pemkot Bandung, Jawa Barat atau sebelum menjadi Gubernur Jawa Barat. Namun kali ini, program tersebut jangkaunnya menjadi lebih luas, yakni se Provinsi Jawa Barat.

“Pilot projek yang terkait program Mesra yaitu program pemerintah yang disebut OPOP (One Produk One Pesantren). Program ini sudah berjalan. Di Jawa Barat banyak pesantren yang memang mengimplementasikan program ini dan sudah ada hasilnya,” tukasnya.

Berjalan di Negara Lain

Program Mesra yang diinisiasi Gubernur Jawa Barat, Ir. H.M Ridwan Kamil sudah dilakukan di negara lain yang serupa dengan itu.  Program ini merupakan tugas pemerintah yang berupaya melalui kreatifitas masyarakat, tetapi diisinisi oleh pemerintah.

Sementara di Indonesia, melaui OPOP ini berupaya memberdayakan sumber daya yang ada sesuai dengan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan sesuatu sesuai dengan kemampuannya.

“Kalau di Garut, produk yang bisa dikembangkan adalah produk kopi. Karena Kopi ini, selain menjual juga memiliki pasar yang sangat luas. Tidak hanya bisa dijual di dalam negeri saja, tetapi bisa ditawarkan keluar negeri dan diterima masyarakat luar, karena dianggap sebagai minuman yang menyehatkan,” katanya.

Prof Muhardi menekankan, lembaga pendidikan yang berbasis keagamaan agar mampu berekonomi. Artinya memberdayakan ekonominya agar mandiri. Apapun lembaganya, aspek ekonomi itu sangat urgen, selain untuk menumbuh kembangkan lembaga keagamaan juga masjid-masjid.

“Di masjid bisa muncul warung masjid, koperasi masjid, pojok sodaqoh dan lainnya.Tinggal bagaimana mengelola pendanaan manajemen keuangan masjid yang harus terkonsep dengan profesional, supaya masjid bisa optimal,” paparnya.

Meraih Falah Sebagai Tujuan Akhir

Dari pelatihan yang disampaikan Empat Dosen Unisba tersebut bisa memaksimalkan kondisi pendanaan masjid selama ini. Masjid memiliki sumber pendaaan yang sangat potensial. Baik perorangan, donatur dan lainnya. Sumbernya banyak sekali, tinggal bagaimana jamaah bisa memanfaatkan secara benar.

“Pendanaan di Masjid sangat potensial. Yang kami tekankan dana itu harus tepat manfaat. Bagaimana menggunakan dana ini secara baik. Untuk pengumpulan dana perolehan tidak ada masalah. Yang menjadi masalah bagaimana caranya memanfaatkan dan ini sebaik mungkin,”ungkap Prof Muhardi saat ditanya kondisi pendanaan masjid di Indonesia secara umum.

“Bagaimana kita mengefektifkan agar dana bisa diproduktifkan, sehingga punya value atau nilai tambah yang bermanfaat. Tujuan akhirnya meraih falah atau kebahagiaan dunia dan akhirat,” jelasnya.

Prof Muhardi juga mengatakan, masing-masing dosen menjelaskan kepada jamaah masjid, tentang arti pentingnya pemberdayaan Program Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera) dan manajemen masjid, manajemen keuangan masjid, kreatifitas dan inovasi jamaah masjid.

Prof Muhardi mengaku sangat bahagia, karena pada kegiatan itu antusiasme masyarakat sangat tinggi. Bahkan, jamaah yang hadir saat itu diluar dugaan.

“Jamaah yang hadir sangat banyak. Saya bahagia karena apa yang ingin kita sampaikan yakni tentang agama, pendidikan dan ekonomi merupakan tiga komponen yang sangat penting dan saling berkaitan. Alhamdulillah pada kesempatan ini bisa tersampaikan kepada masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Rana Kurnia mengaku bahagia, karena para profesor bisa hadir ke desanya. Menurutnya, sebelumnya pernah juga tim Unisba melakukan pengabdian kepada masyarakat dan desanya terpilih sebagai objek program Mesra.

“Saya mengajak kepada para jamaah untuk menyimak apa yang disampaikan para narasumber. Kegiatan ini bisa mengoptimalkan peran DKM dalam menyelesaikan persoalan di masyarakat. Saya juga belum begitu paham, Alhamdulillah penjelasan dari para narasumber memberikan kami wawasan dan pencerahan,” ujar Rana Kurnia.

“Selamat datang di Desa Karamatwangi. Semoga kegiatan ini memberikan perbaikan bagi warga, khususnya semua DKM yang ada di Garut,” ujarnya.

Pantauan media di lokasi kegiatan, sejumlah masyarakat menyambut baik kegiatan tersebut. Tidak sedikit jamaah yang bertanya dan mengaku puas dengan penyampaian masing-masing narasumber yang hadir.

Setelah kegiatan selesai, pihak Unisba memberikan kalender kepada jamaah yang hadir serta foto bersama. (Asep Ahmad)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More