advertising
Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang mempunyai potensi sumber daya alam (SDA) yang marketable. Begitu juga dengan sumber daya manusianya. Namun demikian, potensi alam yang menjanjikan serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang mendukung tidak lah dapat dengan mudah menjadikan Kabupaten Garut menjadi daerah yang mampu bersaing dalam berbagai sektor tanpa pengelolaan dan manegement pemerintahan yang baik, tepat dan cerdas. Karena, masih ada banyak persoalan yang perlu diperhatikan secara intensif agar mampu terselesaikan dan mampu bangkit menampilkan jati diri dengan menjungjung tinggi nilai-nilai kearifan lokalnya (Local Wisdom) dan terus menerus berproses dalam rangka bangkit dalam ketertinggalan dari wilayah lain.
Adapun sebentar lagi Kabupaten Garut yang akan mengikuti kontestasi Pemilukada serentak dalam pesta demokrasi pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Garut yang secara otomatis sebagai mahasisiwa kita mesti menggerakan animo masyarakat Kabupaten Garut untuk melawan mony politic, Golput dan kampaye hitam dan lain-lain. Berbicara persoalan politik tentu masyarakat mesti didorong untuk berani bersikap kritis dan solusional dalam mengantisipasi keberlangsungan proses pesta demokrasi yang akan berlangsung karena seringkali pesta demokrasi yang selama ini berjalan di Indonesia kerapkali, menjadi pestanya elit politik untuk kepentingan individu dan golonganya semata.
Artinya masyarakat kelas bawah semakin dihimpit dengan kondisi ekonomi, sosial dan budaya yang mugkin muncul dari kebijakan-kebijakan yang tidak pro terhdap masayarakat dan sering kali masyarakat kebanyakan belum mampu menyerap informasi tentang proses Pemilukada secara konfrehensif. Mestinya ada pendidikan demokrasi yang dilakukan secara masif oleh elemen-elemen vital yang memiliki kepentingan lebih, yakni harus terlibat memberikan pendidikan politik pada masyarakat kecil dan jangan sampai hanya diikutsertakan dalam pemanfaatan suaranyanya saja dan dinafikan perannya dalam membangun Negara demokrasi yang permanen. Belum lagi pelanggaran politik yang sering dilakukan secara berjamaah oleh peserta pemilu demi menanamkan hegemoni kepada masyarakat untuk melanggengkan kepemimpinannya.
Jika proses politik penuh dengan kecurangan, lagi-lagi masyarakat kelas bawah yang pada akhirnya menjadi tumbal atas kepentingan segelintir orang dan golongan tertentu. Dampak sistemik itu pun kian tidak dapat dihindari, karena konstitusi dan perundang-undangan pun diterjemahkan sesuka hatinya dan hanya digunakan sebagai legitimasi atas kepentingannya sendiri. Ancaman kegagalan dalam rangka membentuk masyarakat madani (civil society), demokratis, sejahtera, itu hanya hayalan saja ketika rencana pembangunan daerah yang keluar dari gagasan, ide serta pemikiran bakal calon pemimpin Kabupaten Garut untuk masa depan, tidak bisa menjawab persoalan-persoalan yang terjadi hari ini,
Dalam meningkatkan potensi daerah mesti adanya koloborasi yang kokoh antara pemanfaatan potensi SDM dan SDA. Segala kemungkinan keberhasilan dan kegagalan kiranya dapat dihindari jika Cagub-Cawagub Kabupaten Garut serta elit politik mempunyai kesadaran diri atas cita-cita luhur pesta demokrasi yang bersih, jujur dan adil.
Berangkat dari itu, kita sebagai mahasisiwa harus sadar, karena memang kita bagian yang tak bisa dipisahkan dari masyarakat dan memiliki peran serta tanggung jawab sosial, moral dan politik untuk mewujudkan perubahan yang baik untuk Bangsa dan Negara. Sudah selayaknya kita ikut serta dalam mengawal keberlangsungan agenda besar tersebut. Dan, senantiasa untuk menutup celah-celah kemungkinan adanya praktek-praktek yang tidak jujur, adil transparan yang terkadang perlakuan tersebut sengaja dilakukan secara terstruktur dan dengan persekongkolan yang sistematis.(***)