KPU Terima Pengajuan Materi Debat Kandidat Pilkada Garut Tahun 2018

1.233

advertising

LOGIKANEWS.COM – Komisioner Bidang Perencanaan dan Data, sekaligus Bagian Keuangan dan Logistik, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Garut, Ustad Djuju Nuzuludin menerima surat pengajuan materi debat kandidat untuk Pilkada Garut tahun 2018 dari Paguyuban Penyamak dan Pengrajin Peduli Sukaregang Kabupaten Garut (P4SG), Deni Saputra, Rabu (14/03/2018) di ruangannya.
Menurut Ustad Djuju, berkas yang diserahkan P4SG akan diserahkan ke Komisioner Bagian Divisi Hukum, Reza dan Komisoner Bagian Teknis KPU Garut, Lia Juliasih. KPU sangat mendukung pengajuan yang disampaikan P4SG. Menurutnya, bahan tersebut bisa menjadi masukan untuk semua calon Kepala Daerah di Kabupaten Garut.
“Peranan dari semua elemen masyarakat memberikan masukan, saran dan kritik kepada semua calon kepala daerah di Garut itu sangat baik. Persoalan industri penyamakan dan pengrajin di Sukaregang memang harus diketahui oleh semua pihak, terutama calon kepala daerah,” katanya.
Menurut Ustad Djuju, materi yang diajukan oleh P4SG akan dikaji terlebih dahulu dan disampaikan kepada tim panelis. Debat kandidat, tentu akan melibatkan masyarakat Garut dan bisa saja elemen masyarakat menjadi bagian dari sesi debat kandidat nanti.
“Namun yang menentukan materi terkait persoalan Sukaregang diambil atau tidak sebagai bahan debat kandidat, akan ditentukan tim penelis. P4SG bisa datang lagi ke KPU dan melakukan komunikasi terkait persoalan-persoalan di Sukaregang,” katanya.
Di tempat yang sam, Ketua P4SG, Deni Saputra mengatakan, pihaknya sudah jauh-jauh hari merencanakan agar persoalan di Sukaregang bisa menjadi salah satu materi utama untuk debat kandidat para calon kepala daerah di Garut. Pasalnya, selama puluhan tahun dari beberapa kepala daerah tidak ada yang bisa memberikan solusi tentang permasalahan yang dialamai masyarakat Sukaregang.
“Persoalan Sukaregang ini sangat kompleks. Materi yang ingin kami sampaikan dan dibawa ke dalam debat kandidat calon bupati dan wakil bupati diantaranya persoalan yang dialami oleh msayarakat terdampak,” papar Deni.
Selain aktif di Paguyuban, Deni Saputra juga sudah menjadi pengusaha selama puluhan tahun di Sukaregang. Nenek moyangnya sampai dirinya pribadi sudah memperkenalkan produk Sukaregang ke seluruh Nusantara dan bahkan ke negara-negara maju di dunia. Sebagai pengusaha lokal Garut, semua kemampuannya ia kerahkan untuk mengharumkan nama Kabupaten Garut, tetapi pihak Pemkabnya malah seakan-akan tidak peduli.
“Selama ini keluarga kami mengeluarkan biaya secara pribadi untuk memperkenalkan produk Garut, melalui pameran-pameran di Jakarta dan kegiatan lainnya. Walaupun mandiri kami merasa bersyukur karena produk Garut ini sangat dicintai dan disukai oleh para pecinta fashion di Indonesia dan luar negeri. Saya bangga menjadi orang Sukaregang dan bangga bisa membawa produk Sukaregang sebagai produk Garut ke dunia fashion kelas Internasional,” terangnya.
Dengan berbagai alasan dan harapan Deni Saputra akan berupaya sekuat mungkin agar semua kepala daerah di Garut bukan hanya mengaku-ngaku bangga dengan produk Sukaregang, tetapi tidak melakukan upaya nyata dalam membantu dan mengembangkan industri dan bisnis di Sukaregang.
“Melalui materi ini, maka para calon kepala daerah ini diharapkan mengetahui seluk beluk Industri penyamakan dan pengrajin di Sukaregang. Dari hulu sampai hilir semua calon kepala daerah harus memahami apa dan bagaimana kondisi di Sukaregang,” tandasnya.
Ujian Tentang Visi dan Misi Calon Kepala Daerah Garut
Untuk diketahui, Dua pekan lalu, Ketua P4SG, Deni Saputra meminta KPUD Garut untuk memasukan bahan atau materi industri, kerajinan dan UMKM di Sukaregang untuk menjadi kajian dan pandangan dalam debat kandidat Bupati dan Wakil Bupati Garut, tahun 2018.
Pasalnya, selama ini semua para pemimpin di Kabupaten Garut bisa dianggap tidak memahami persoalan dan potensi yang ada di Sukaregang. Menurut Deni, para kandidat harus diuji tentang Visi dan misi tata kelola lingkungan hidup industri dan kerajinan Garut. “Ini harus dilakukan, demi terciptanya wisata Industri dan wisata belanja yang bisa bersaing di kelas Internasional,” paparnya.
Namun demikian, Deni memiliki bahan kajian prioritas untuk setiap para calon, salah satunya adalah persoalan warga terdampak Sukaregang dan persoalan yang dialami para pelaku usaha. “Tujuan dari setiap bahan bertujuan untuk menciptakan industri ramah lingkungan sesuai SK Menteri tahun 2014 tentang industri hijau,” tegas Deni.
Deni menegaskan, para calon Bupati dan Wakil Bupati Garut harus memahami kondisi industri di lingkungannya, baik sisi positif maupun negatifnya. Sehingga Sukaregang kedepan bisa menjadi industry dan kerajinan yang benar-benar terpercaya, professional dan mampu mengangkat harkat derajat masyarakat Garut.
“Selama puluhan tahun ini belum pernah ada solusi menyelesaikan persoalan industri khususnya di Sukregang. Kami pun akan mengajukan Tujuh point yang harus diketahui oleh semua pihak, khususnya Pemkab Garut,” ujar Deni.
Salah satu diantara Tujuh poin diantaranya, terkait  tata kelola lingkungan mencakup UKL dan UPL, tata kelola daerah kawasan Industri Kulit, pembangunan infrastruktur jalan maupun fasilitas parkir, mengembangkan SDM di setiap pelaku kerajinan, memasukan Industri Kulit Sukaregang ke kurikulum pendidikan setingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), meningkatkan kesejahteraan para pekerja di Sukaregang dan lainnya.
“Para pekerja juga harus diperhatikan, jangan sampai hanya pengusahanya saja yang sukses dan mendulang untung, tetapi para pekerjanya tidak mendapatkan kelayakan seperti tunjangan, BPJS dan lainnya. Dan tentunya kami sangat berharap ada pembangunan infrastruktur seperti lahan parkir dan tata kelola yang baik, agar para wisatawan merasa nyaman berada di Sukaregang dan nyaman mengunjungi Garut,” papar Deni.
Dari sekian banyak harapan, Deni juga sangat meminta kepada pihak Pemerintah agar mampu membangun Sukaregang Garut menjadi sentra dan ikon wisata industri dan keraiinan di Indonesia. “Menetapkan regulasi tentang ketenagakerjaan di daerah kawasan sentra industri kulit. Baik keselamatan maupun kesejahteraannya, menjadikan tempat wisata belanja Internasional, melakukan pelebaran jalan Gagak Lumayung dan penyediaan lahan parkir untuk bus-bus pariwisata, memasukan kurikukum ke lembaga pendidikan setingkat SMK agar keilmuan tentang industri kulit tidak hilang seperti Jeruk Garut yang telah melegenda,” pungkasnya. (Asep Ahmad). 
 
 

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More