advertising
LOGIKANEWS.COM – Setelah melaksanakan Bimbingan Teknis Pengenalan Transformasi Industri 4.0 Bagi Industri Hasil Tembakau di tahun 2022, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber daya Mineral (ESDM) Kabupaten Garut kembali melaksankan Bimbingan Teknis (Bintek) tentang Good Manufacturing Practice (GMP) pada Industri Hasil Tembakau (IHT) tahun 2022.
Kegiatan dilaksankan selama dua hari, tepatnya hari Jumat dan Sabtu (04-05/11/2022) di ruang Kassiti I Fave Hotel Garut, Jalan Cimanuk, Kabupaten Garut dan dibuka langsung Kepala Disperindag dan ESDM, Drs. Nia Gania Karyana, M.Ec., Dev.

Guna memberikan pengetahuan dan wawasan yang sesuai dengan kebijakan yang diterapkan negara serta kebutuhan para pengusaha tembakau di Kabupaten Garut, Disperindag Garut kembali menghadirkan narasumber-narasumber yang kompeten dibidangnya.
Di hari pertama, panitia menghadirkan dua narasumber dari PT. Nugraha Lestari Astri Bogor, HM. Noerdin NK dan Yuliasri. Di hari pertama ini acara berjalan cukup baik. Pemateri dan peserta Bintek banyak melakukan tanya jawab seputar materi yang disampaikan.
Di hari kedua, Disperindag menghadirkan dua pemateri dari Institute Tekhnologi Garut (ITG), Andri Ikhwana, ST,. MT dan Yusuf Mauluddin dan narasumber dari PT. Nugraha Lestari Asri, Nami Lestari dan Dadang Supriatna. Kedua pemateri, Nami Lestari dan Dadang Supriatna memberikan materi secara daring melalui zoom yang diikuti oleh peserta di lokasi Bintek.

Masing-masing pemateri dihari pertama menyampaikan tentang CPPOB (Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik) / Good Manufacturing Practice (GMP) dan Industri Hijau. Sementara di hari kedua pemateri menyampaikan materi Penerapan Budi Daya Tembakau Sesuai Agricultural Practice (GAP) serta Penangangan Panen dan Pasca panen Sesuai Good Handling Practice (GHP), GMP IHT dan Perancangan Organisasi dan Struktur Organisasi.
Kepala Disperindag, Nia Gania Karyana mengatakan, Bintek GMP dengan industri hijau ditujukan kepada pengusaha tembakau di Kabupaten Garut dengan tema Good Manufacturing Practice dan Industri Hijau.
Menurut Nia Gania, jika seluruh perusahaan tembakau sudah melakukan GMP, maka industri hijau di Kabupaten Garut khususnya pertembakauan dapat tercapai. Bintek kali ini didasarkan pada situasi dan kondisi yang biasanya pelaku usaha melakukan proses produksi yang masih terdapat kekurangan dan perlu ditingkatkan. Baik keberesihan yang sifatnya sederhana, performa pegawai dan proses produksi.

“Begitu juga mensukseskan industri hijau, artinya keberpihakan kepada lingkungan akan sangat terkait dengan proses GMP yang dilakukan pelaku usaha. Mudah-mudahan Bintek ini memberikan pemahaman bagaimana melakukan proses produksi yang bersih, sehingga industri hijau khususnya di pertembakauan bisa dilakukan di 17 perusahaan rokok yang ada di Kabupaten Garut,” pungkasnya.
Salah satu peserta Bintek, Sekjen APTI (Asosiasi Pengusaha Tembakau Indonesia) Kabupaten Garut, Tatang Sumantri mengatakan, selama ini para petani tembakau sudah banyak berjuang memberikan kontribusi yang besar bagi PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Garut. Untuk itu, seyogyanya pengusaha maupun petani Tembakau mendapatkan perhatian dari pemerintah.
“Bimbingan Tekhnis ini sangat membantu kami. Selama ini kami sudah bekerja keras, namun masih memiliki banyak kendala. Dalam hal ini campur tangan Pemkab Garut sangat dibutuhkan. Untuk itu, kami berterima kasih kepada Disperindag Kabupaten Garut dan semua pemateri yang telah memberikan kami wawasan dan pengetahuan. Kami menilai Bintek ini sangat berharga,” ujarnya.

Omo Darmo merupakan salah satu peserta Bintek yang hadir dan eksis memberikan pertanyaan kepada setiap nara sumber. Sosok merupakan tokoh di Kecamatan Seulaawi, Garut Utara. Sosok ini sudah mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk menjaga dan melestarikan Tembakau Garut.
“Dari sekian banyak materi ada satu hal yang juga ingin sampaikan. Generasi muda saat ini, mau anak atau cucu dari petani tembakau maupun masyarakat umum harus bisa melanjutkan perjuangan kami yaitu melestarikan budi daya tembakau. Saya sangat puas dengan materi Perancangan Organisasi dan Struktur Organisasi,” ujarnya.

Beberapa perwakilan peserta Bintek berharap Disperindag Kabupaten Garut dapat memberikan materi-materi yang dibutuhkan petani dan pengusaha tembakau, sehingga Tembakau di Kabupaten Garut bisa menjadi Tembakau terbaik di Indonesia.

“Cita-cita kami sebagai warga Garut adalah Tembakau yang kami tanam dan kami rawat sampai kami olah selanjutnya kami tawarkan untuk dinikmati masyarakat bisa memberikan kepuasan bagi penikmat Tembakau. Tembakau Garut harus menjadi produk terbaik di Indonesia. Dan itu semua tentu berkaitan dengan peran serta Pemerintah. Untuk itu kami berharap melalui Bintek ini apa yang kami harapkan, perlahan tapi pasti bisa terwujud,” pungkas H. Omo Darmo. (Asep Ahmad)